CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Selasa, 24 Februari 2009

Cita-cita quw.....................

Quw tuh pengen banget jadi perawat kalu besuk dah gede
Ni sejarahnya, pahami n resapi

Sejarah perkembangan keperawatan di indonesia

Perawatan sudah dilaksanakan sejak adanya manusia dan yang jadi sasarannya adalah manusia dari sejak lahir sampai dengan datangnya kematian. Di Indonesia pekerjaan perawat dikerjakan berdasarkan naluri perasaan keibuan untuk merawat anak-anaknya (Mother Instinct). Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia telah banyak di pengaruhi oleh penjajah diantaranya Jepang,Belanda,dan Inggris. Dalam perkembangan di Indonesia di bagi menjadi beberapa bagian diantaranya:

2.1.1 Zaman Kuno

- Seperti juga di Negara-negara lainnya keperawatan diserahkan kepada perempuan yang merawat keluarganya
- Penyakit dianggap perbuatan setan yaitu dukun
- Cara pengobatan dengan menggunakan daun-daunan

2.1.2 Zaman penjajahan Belanda

- Tahun 1596 Cornelis De Houtman adalah orang Belanda pertama yang datang ke Indonesia pada zaman penjajahan.
- Zaman VOC, (1602 – 1799)
Orang-orang Belanda datang ke Indonesia pertama kali dengan maksud untuk berdagang. Dalam usaha perdagangannya itu di bentuklah VOC. Sehubungan dengan adanya staf dan tentara maka dua usaha kesehatan. Untuk itu didirikanlah rumah sakit yang pertama yang bernama " Binnen Hospital " didirikan pada tahun 1641 bertempat di Batavia ( sekarang Jakarta) Tenaga perawatannya diambil dari penduduk pribumi ( Bumi Putera ) yang diberi nama Zieken oppaser ( penjaga orang sakit) Rumah sakit ini dibawah pengawasan dokter militer. Pada tahun 1724-1744) di luar kota didirikan rumah sakit yang kedua yang diberi nama : Buiten Hospital mengantikan Binnen Hospital yang di tutup pada tahun1808. Karena VOC dibubarkan 1799 maka oleh pemerintahan Belanda menyerahkan kepada pemerintah Indonesia yang kemuudian membentuk Organisasi Negara " Hindia Belanda". Pada tahun zaman penjajahan belanda I ( 1799-1811 ) tidak ada usaha kesehatan yang boleh dikatakan menonjol pada umumnya merupakan usaha lanjutan dari apa yang telah ada. Pengaruh kententaraan pada keperawatan mulai ada usaha-usaha dibidang kesehatan yang antara lain

MGD ( Militaire Gezondsheids Dienst ) - dinas kesehatan tentara -
- BGD (Burgerlije Gezon Dienst ) – dinas kesehatan rakyat,

Pada waktu pemerintahan Daendels yang terkenal dengan pembuatan jalan Merak Banyuwangi, perlu lebih meningkatkan kesehatan tentaranya. Dibuatlah beberapa Rumah sakit Garnizoen, yaitu di Semarang dan Surabaya. Pelayanannya hanya memperhatikan dinas kesehatan tentara saja.

2.1.3 Zaman Penjajahan Inggris Tahun 1811-1816
Gubernur Jenderal Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Usaha-usaha di bidang kesehatan tersebut dinyatakan dalam kata-katanya "kesehatan adalah milik manusia". Usaha-usahanya:
a. Mengadakan vaksinasi umum
b. Memperbaiki perawatan orang sakit gila (jiwa)
c. Memperbaiki perawatan dari orang-orang tahanan.

2.1.4 Zaman Penjajahan Belanda II (1816-1942)
Setelah pemerintahan diserahkan kembali pada Belanda, maka usaha-usaha kesehatan nampak maju. Prof. Dr. Reinwardt menyusun undang-undang kesehatan, diantaranya tentang praktek dokter, kebidanan, pengobatan dan lain-lain untuk wilayah sekitar Batavia pada 1819 oleh Residen V Pabst didirikan rumah sakit untuk umum di Jakarta, diantara rumah sakit Stadsverban di Glodok. Rumah sakit ini mempunyai perlengkapan yang sederhana. Pada tahun 1919 rumah sakit Stadsverban menjadi CBZ (Central Burgerlijke Ziekeninrichting) yangkemudian dipindahkan di Salemba.
Dr. W. de bosch yang sangat menaruh perhatian terhadap kesehatan mendirikan sekolah dokter jawa (1852), yang kemudian berkembang menjadi STOVIA (1898) dan akhirnya GHS (1927). Ia juga mengadakan persiapan pendidikan kebidanan pada tahun 1852. Tahun 1875 pendidikan kebidanan ini ditutup kembali.
Rumah-rumah sakit partikelir(swasta) diadakan oleh Zending.Muhammadiyah,bala keselamatan. Salah satu yang terkenal adalah rumah sakit di Gang Paal yang sekarang menjadi Rumah Sakit Cikini, didirikan pada tahun 1879. rumah skit yang lain ialah: RS St Carolus di Jakarta, RS St Borromeus di Bandung dan RS Elizabeth di Semarang.
Pendidikan perawatantelah ada yang dimulai di RS cikini pada tahun 1900. Pendidikan juru rawat dimulai pada tahun 1906 di RS Glodok pad tahun 1912.

2.1.5 Zaman Penjajahan Jepang (1942-1945)
Pada zaman penjajahan jepang keperawatan di Indonesia boleh dikatakan mundur. Pimpinan rumah sakit yang tadinya adalah orang-orang belanda di ambil alih orang-orang jepang dan sebagian oleh bangsa Indonesia. Obat-obatan sangat kurang,oleh karenanya wabah penyakit dimana-mana. Bahan-bahan balutan sangat kurang,sampai dipergunakannya daun pisang dan pelapah pisang.

2.1.6 Zaman Kemerdekaan (1945-1961)
Keadaan rumah sakit dan perawatan mengalami kekurangan-kekurangan terutama obat-obatan. Semwnjak tahun 1949 pemerintahan mulai membangun dan menyusun kenbali perbaikan-perbaikan di lapangankesehatan.

2.1.7 Tahun 1962- sekarang
Perawatan mulai berkenbang dengan pesat,dengan didirikannya pendidikan akademi keperawatan (AKPER) dan pada tahun 1962 dan Program Studi Ilmu keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonsia di Jakarta (1985),yang membawa dampak positif terhadap pelayanan perawatan. Pendekatan perawatan menggunakan proses perawatan yang berdasarkan pada kebutuhan manusia seutuhnya.

2.1.8 Perawatan Penyakit jiwa di Indonesia.
Perawatan penyakit jiwa di Indonesia tidak sama. Ada yang dirawat dengan lemah lembut,ada juga yang secara kasar. Ini tergantung dari kemajuan rakyat di tiap daerah. Perawatan tidak dikerjaan di rumah sakit tetapi di luar rumah sakit,disebabkan belum ada keinsyafan dan pengertain rakyat tentang penyakit jiwa. Baru pada tahun 1800 para penderita penyakit jiwa dikumpulkan di bangsal-bangsal tetapi perawatannya bersifat penjagaan saja.
Rumah-rumah sakit jiwa baru didirikan pada tahun 1875 di Cilendek,Bogor yang merupakan rumah sakit jiwa yang pertama di Indonesia dengan kapasitas 400.
Rumah sakit jiwa yang kedua ialah rumah sakit jiwa di Lawang didirikan pada tahun 1894 yang sekarang terdiri dari sumber porong,Pasuruan,Sumpyuh,sehingga merupakan rumah sakit jiwa yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 3300.
Rumah sakit jiwa ke 3 ialah yang berada di magelang,didirikan pada tahun 1923 dengan kapasitas 1400.
Yang lainnya didirikan di Grogol Jakarta.Padang,Palembang,Banjarmasing,Menado,yang masing-masing dngan kapasitas 1.k.60 Perawatan dikerjakan oleh juru rawat-juru rawat dan penjaga orang sakit dibawah pengawasan perawat jiwa bangsa Indonesia.
Pendidikan perawat jiwa baru dibuka pada bulan September 1940 di Cilendek,Bogor.Pendidikan ini berupa "Kursus".Pada mulanya yang diterima hanya orang-orang Belanda dan Indo Belanda;pada tahun 1951 dibuka kursus untuk perawat-perawat bangsa Indonesia.Yang mengikuti banyak yang berasal dari luar Jawa,misalnya : Sumatra,Kalimantan da sebagainya.

Saat ini perawatan penyakit jiwa dikerjakan secara modern dan tidak lagi ditempatkan dalam kamar tertutup,akan tetapi dibangsal-bangsal bebas.Mereka mendapat kebebasan,dihibur dan dapat bergaul dengan sopan sehingga akhirnya insyaf dan sadar.

Pengobatan dengan jalan diberi shock atau dikagetkan.Pada Zaman pertengahan dengan cara ditakut-takuti atau dijatuhkan kedalam sumur.Juga dipergunakan Hydro-therapie dengan menggunakan air panas atau air dingin. Pengobatan semacam ini hingga sekarang masih dilakukan.

Pada zaman modern sekarang pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat-obat tidur,dihibur dengan musik,olahraga,berdansa dan lain-lain.Shock therapie masih dilakukan terutama dengan aliran listrik (ECT).Therapie kerja masih tetap dilaksanakan


2.2 Sejarah Perkembangan Pendidikan Perawatan di Indonesia

Pada tahun 1912 pelanyanan kesehatan mulai terorganisir dan didirikan di rumah sakit di kota-kota besar.
Pada tahun 1913 progran pendidikan yang pertama didirikan di rumah sakit Semarang.Pengajarnya yaitu guru-guru perawat yang berasal dari negeri Belanda.Materi pelajaran sama dengan materi bagi siswa perawat di negeri Belanda Bahasa yang digunakan yaitu bahasa melayu dan pelaksanaan perawatan disesuaikan dengan ajaran islam,dimana perawat perempuan merawat pasien perempuan,perawat laki-laki merawat pasien laki-laki.Pada tahun 1915 perawat Indonesia pertama lulus ujian sebagai perawat sebanyak dua orang.
-Periode Tahun 1930-1945
Mulai tahun 1930 persyaratan masuk program pendidikan adalah pemegang ijizah sekolah rakyat (SR) 6 tahun.Rumah-rumah sakit Misi pun mulai membuka sekolah perawatan dengan dasar pendidikan MULO (setaraf SMP sekarang, lamanya pendidikan 3 tahun.bila lulus mendapat sertifikat Diploma A)
Pada tahun 1940 sekolah perawat jiwa (SPJ) mulai di Bogor,lulusannya mendapat sertifikat Diploma B.Program sekolah bidan dibuka di rumah-rumah sakit bersalin yaitu perawat 3 tahun ditambah kebidanan satu tahun, lulusannya mendapat ijazah Diploma C.
Pada tahun 1942-1945, waktu jaman penjajahan Jepang pendidikan perawat pun mengalami perubahan,yaitu mengikuti pola pendidikan perawat Jepang.
-Periode tahun 1945-1950
Merupakan masa peralihan,karena terjadi perang kemerdekan program pendidikan perawat jadi tidak menentu.
-Periode tahun 1950-1961
Pada tahun 1950 konsultant pertama datang ke Indonesia untuk mempersiapkan program Post Grauduate School (Guru Perawat) di Bandung.
Pada tahun 1952, Sekolah pengatur Rawat (SPR) mulai dibuka di rumah sakit Ranjta Badak (sekarang Rumah sakit umum dr.Hasan sadikin).
Mulai tahun 1962 dibuka pendidikan tinggi keperawtan yaitu Akper Dep.Kes.dan Apker Santo Carolus di Jakarta,akper,Dep.Kes.di bandung dan tempat-tempat lainnya.
Pada tahun 1985 mulai dibuka program studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta,yang melaksanakan dua program.Program menerima mahasiswa dari SLTA dan program B menerima mahasiswa dari lulusan Akper (Akademi Keperawatan) di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1985 mulai dibuka program studi ilmu keperawatan (psik)fakultas kedokteran universitas Indonesia,yang melaksanakan 2 program
Progam A menerima mahasiswa dari SLTA dan program B menerima mahasiswa dari lulusan akper(akademi perawatan)di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1975 merupakan sejarah penting untuk pendidikan keperawatan.pusat pendidikan dan latihan Dep.Kes(PUSDIKLAT) menetapkan kebijaksanaan dengan menyederhanakan kategori ketenagaan keperawatan dari 24 macam kategori menjadi 2 macam yaitu tenaga keperawatan tingkat dasar(perawatan kesehatan)dan tenaga perawatan jenjang pendidikan tinggi(Akper/DIII keperawatan dan S1 keperawatan).
Pola pendidikan keperawatan dewasa ini.
1.Pendidikan keperawatan tingkat dasar(SPK)dilaksanakan melalui program kependidikan 3 tahun,menerima lulusan dari SMP.
Pendidikan ini tersebar di seluruh propinsi.
2.pendidikan lanjut setelah SPK,program pendidikan bidan dan sekolah perawat kesehatan spesialis jiwa
3.pendidikan lanjutan setelah SGP dapat mengikuti pendidikan ke akper yang melaksanakan program DIII keperawatan keguruan lama pendidikan 2 tahun lulusan ini di siapkan untuk guru perawat.
4. pendidikan akper dikonfersi menjadi DIII keperawatan menerima mahasiswa lulusan SMA melalui sipenmaru dengan pendidikan selama 3 tahun.
5.pendidikan tinggi bidang keperawatan dapat diikuti melalui pendidikan pada program seni ilmu kaperawatan FKUI yang mempunyai 2 program:
a.program A,menerima mahasiswa lulusan SMTA dengan beban study 149 SKS,lama pendidikan 4 tahun.
b.program B,menerima mahasiswa dan lulusan Akademi perawatan dengan beban study 101 SKS lama pendidikan 2,5 tahun.

0 komentar: