Oleh : Ummi Masyithoh (XI IPS 1 / SMA N 2 Bantul)
Artikel Peringkat 15 se-DIY
Lomba Membaca APBN 2009
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan strategi ampuh untuk menjaga kestabilan perekonomian negara. Dengan adanya APBN, suatu negara mampu memperkirakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang akan dicapai. Walaupun proses perancangan APBN penuh dengan pertimbangan kondisi perekonomian secara menyeluruh, ada kalanya terjadi defisit APBN. Penerimaan yang diperoleh negara tidak cukup untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Penyebabnya antara lain, naiknya harga minyak dunia, turunnya nilai tukar rupiah, inflasi, dsb. Salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk mengatasinya adalah dengan penerbitan Surat Utang Negara (SUN). SUN merupakan surat pengakuan utang yang akan dijamin pembayaran bunga dan pokonya oleh negara.
SUN dapat berbentuk Surat Perbendaraan Negara (SPN) dan Obligasi Negara (ON). SPN berjangka waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Sedangkan ON berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan kupon dan / pembayaran bunga secara diskonto. SUN dapat berupa pengakuan utang dalam negeri yaitu berupa rupiah dan pengakuan luar negeri berupa valuta asing.
SUN memberi kepastian hukum pemodal untuk memenuhi kewajiban keuangan serta penyelenggaraan managemen yang transparan, profesinal, dan bertanggung jawab. Pada tanggal 26 Februari 2009 pemerintah melakukan penawaran SUN dalam valuta asing sebesarUS$ 3 miliar. Transaksi ini merupakan penawaran surat utang terbesar di Asia dan juga merupakan penerbitan surat utang terbesar yang pernah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia. Transaksi ini ditawarkan ke lebih dari 200 investor unyuk masing-masing tranche lima tahun dan 10 tahun dan menghasilkan kelebihan permintaan sebesar 2,4 kali atau US$ 7,25 miliar. Secara geografis, tranche lima tahun didistribusikan sebanyak 55% ke wilayah Asia, 18% ke wilayah Eropa, dan 27% ke Amerika Serikat. Sementara itu, tranche sepuluh tahun didistribusikan sebanyak 33% ke wilayah Asia, 20% ke wilayah Eropa, dan 50% ke Amerika Serikat. Berdasarkan jenis investor, tranche lima tahun dialokasikan ke reksa dana51%, bank 31%, investor ritel 14%, dan asuransi 4%, sementara itu tranche sepuluh tahun dialokasikan ke reksa dana 76%, bank 15%, investor ritel 7%, dan asuransi 2%. Penawaran ini juga berhasil menarik partisipasi investor dalam negeri, khususnya untuk tranche lima tahun.
-becok lagi diterusin nulisnya, capek-
Senin, 27 April 2009
Defisit APBN? SUN Harus "Bersinar"
Diposting oleh welcome to cacheemakiy di 02.52
Sabtu, 18 April 2009
Kenali Marlin dari Siripnya
|
Diposting oleh welcome to cacheemakiy di 05.35
Jumat, 17 April 2009
I want to........................
Aduwhhhhhhh.... so suit bgt indahny........ Gambar ntu adl foto sunrise yg di ambil di sekitar Gunung Lawu.
Gunung Lawu, 1971
Pada tahun 1971, di gunung Lawu ada UFO berbentuk cakram terlihat di siang hari, mendarat dan terbang kembali, sekitar 1 mil dari danau buatan. Hanya ada seorang saksi mata namun tim dari J. Salatun saat meneliti, yakin bahwa saksi mata ini berkata yang sebenarnya karena kesederhanaan dan sikapnya yang lugu. Dia menceritakan bahwa saat itu perhatiannya terusik dengan melihat ke langit karena udara di sekitarnya tiba-tiba berwarana keperakan, bersamaan dengan munculnya cahaya yang sangat terang.
Dia berpaling ke arah sumber cahaya itu dan melihat sebuah UFO muncul di atas ketinggian pohon-pohon di sekitarnya. Warnanya keperakan dan berbentuk seperti piring dengan bulatan kubah di atasnya dengan bahan material tembus cahaya. Diameternya sekitar 10 hingga 15 meter, dibandingkan dengan bekas pendaratannya yang berdiamater sekitar 25 meter.
Waktu itu jam 11 pagi, cuaca cerah dan hanya beberapa awan yang nampak, saksi mata melihat di bagian bawah UFO itu ada sinar yang kuat menyorot ke bawah, yang berubah warna tiap detiknya. Warnanya seperti warna pelangi. Pada waktu yang bersamaan, cahaya yang berputar juga terlihat di bagian kubah, meskipun saksi mata tidak yakin apakah kubah tersebut berputar atau tetap diam. Ketika ditanya apakah dia bisa melihat sosok makhluk di dalamnya, dia tidak yakin. Waktu itu suara UFO itu terdengar seperti suara lebah. Lalu UFO tersebut terbang dengan sudut kemiringan yang rendah menjauh dari saksi mata. Bersamaan dengan itu, keadaan di sekelilingnya menjadi normal kembali. Tidak seperti helikopter, UFO tersebut tidak menimbulkan debu angin. Setelah pada ketinggian tertentu, cahaya UFO tersebut berubah warna menjadi gelap dan mengecil dan akhirnya tak terlihat lagi. Kejadiannya berlangsung hanya sekitar beberapa menit.
Saksi mata menyatakan tidak takut dengan peristiwa itu namun membuatnya penasaran. Dia ingin mendekati pesawat itu yang menurutnya jaraknya sekitar 400 meter dari tempatnya berdiri. Namun semak-semak yang lebat menghalangi dia untuk mendekatinya. Dia tidak mengalami luka atau efek apapun.
Hal yang menarik ketika penduduk desa di sekitar itu juga ditanyai, mereka mengatakan bahwa di sana sering terlihat cahaya di malam hari yang berwarna hijau dan merah. Namun setelah penampak UFO di siang hari itu, sinar-sinar aneh di malam hari tidak lagi muncul. Penduduk setempat menyebut sinar malah hari itu sebagai "ndaru."
Tim J. Salatun kemudian mengambil sampel tanah dan menemukan pasir silika dan alat pengukur radioaktif Geiger-Muller digunakan namun tidak mendeteksi apa-apa. Temuan yang cukup menarik ditemukannya banyak tanaman gersang yang berbentuk lingkaran di sana di tengah tanaman yang lebat dan subur, sehingga diduga di sana merupakan tempat favorit UFO untuk mendarat.
Ouwwwwwhh,, Gunung Lawu yg begitu penuh pesona. Quw pengen bgt bisa mendaki Gunung Lawu mpe puncak. Quw tuh hoby bgt ikut kegiatan yg berbau petualangan. Walau selama ni quw baru berjelajah malam naik mpe Goa Cerme n Su2r Pante ama tmen2 UNIDA. Entah napa bila quw denger kata Gunung Lawu, quw semakin pengen deket dg kamu..............
Ekspedisi Lawu
August 21st, 2006 - Adventure - Give CommentsBanyak hal dilakukan untuk mengisi peringatan kemerdekaan Indonesia. Mulai dari lomba-lomba, menghias kampung dan rumah dengan berbagai macam hiasan warna-warni, memasang bendera sebulan penuh, hingga puncaknya adalah upacara peringatan detik-detik proklamasi.
Walau semua itu sepertinya aktivitas rutin yang “biasa” saja, tetapi ada suatu makna di balik semua aktivitas itu. Lomba-lomba misalnya. Melalui aktivitas ini kita bisa berbaur dengan masyarakat, tetangga, teman, yang selama ini mungkin kita jarang bertemu dan bertegur sapa akibat padatnya aktivitas kita. Dari sini pula kita bisa melatih kekompakan, kerjasama, sportivitas, dan kreativitas.
Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 16-17 Agustus kemarin, saya bersama rekan-rekan mencoba merasakan arti sebuah perjuangan demi mencapai sebuah tujuan. Sebuah perjuangan demi mengikuti upacara peringatan detik-detik proklamasi, yang biasa kita ikuti melalui layar televisi, kantor, instansi pemerintah, atau sekolah masing-masing.
Hati ini tergetar ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya seraya tangan kanan menghormat kepada sang saka merah putih yang berkibar di atas awan. Di atas awan? Ya, di atas awan! Berketinggian 3.265 m di puncak Lawu.
Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mempunyai bentang alam yang membentuk morfologi perbukitan yang memanjang dan bentuk kerucut gunung api. Gunung api strato tipe B ini sudah lama tidak aktif. Kawahnya bernama kawah Candradimuka, tempat di mana Gatotkaca ditempa pada cerita pewayangan. Puncaknya yang paling terkenal adalah Puncak Hargo Dumilah. Di sinilah upacara peringatan detik-detik proklamasi biasa diadakan.
Tempat ini juga sangat ramai pada Tahun Baru Muharram 1 Syawal (1 Suro) karena bagi mereka yang meyakini lelaku Kejawen, pada malam ini banyak yang mencari wangsit. Uniknya lagi, pada malam 1 Suro ini di puncak kita bisa menemui banyak penjual makanan semacam mi ayam, bakso, dan lain sebagainya. Entah bagaimana mereka membawa dagangan mereka sampai ke situ.
Untuk mencapai puncak, ada 2 jalur pendakian yang sering dipakai. Yang pertama adalah melalui Cemoro Kandang yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sedangkan yang kedua adalah melalui Cemoro Sewu yang terletak di Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Perbedaan jalur pendakian ini adalah pada jarak dan medannya. Cemoro Kandang lebih landai tetapi jarak yang ditempuh lebih jauh. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak rata-rata 7-8 jam. Sedangkan Cemoro Sewu jaraknya lebih pendek, tetapi medannya terjal. Waktu tempuh untuk mencapai puncak rata-rata 5-6 jam.
Saya, Dipto, Adi, Tupic, Didit, Hadi, Arya, Anang, dan Aan, bersembilan mendaki dari Cemoro Sewu. Berangkat dari Jogja sekitar pukul 4 sore. Sebelumnya sih ngumpul dulu di rumahnya Didit guna berkonsolidasi dan menyusun strategi. Halah. Dari Jogja langsung ngeblas ke Solo, untuk sholat Maghrib dulu. Abis sholat di masjid Sholikhin, tim langsung menuju Tawangmangu, Karanganyar.
Di sebuah masjid di dekat terminal Tawangmangu, tim berisitirahat dan sholat Isya. Sebelum berangkat, tim pun nyari makan dulu di sebuah warung HIK, yang kalo di Jogja bernama angkringan.
Setelah tidur-tiduran bentar di pelataran masjid, pukul 21.45 tim langsung menuju Cemoro Sewu. Untuk menuju Cemoro Sewu ini, kita melewati sebuah lembah berbentuk sadel di mana pada lembah ini terdapat jalan raya tertinggi di Pulau Jawa yang berketinggian 1.900 m.
Udara dingin langsung menusuk tulang. Bahkan jari-jari terasa beku dan kaku. Oleh karena itu, disarankan bagi temen-temen yang akan ke sini untuk memakai sarung tangan dan kaus kaki untuk mengurangi hawa dingin yang menusuk ini. Bahkan saking dinginnya, tangan menyentuh knalpot panas saja terasa hangat.
Sampai di Cemoro Sewu, motor pun kami parkirkan. Per motor dikenai tarif 3.000 rupiah sekali parkir. Ternyata banyak sekali para pendaki yang bertujuan sama dengan kami. Setelah mempersiapkan segala perbekalan, kami pun menuju ke gerbang masuk untuk melapor dan membayar retribusi sebesar 2.000 rupiah per orang.
Sebagai tips, benda-benda yang seharusnya dibawa ketika mendaki adalah:
- Jaket, baju tebal, sarung tangan, kaus kaki, penutup kepala.
- Sepatu, sandal gunung, kalo yang udah advance bisa pake sandal jepit.
- Tenda, tikar, sleeping bag, alas untuk tidur.
- Senter dan alat penerangan lainnya.
- Ponco alias jas hujan, bisa digunakan sebagai alas tidur atau pun bivak.
- Air putih sebanyak mungkin. Minimal 2 liter per orang.
- Makanan, bisa berupa roti maupun mi instan.
- Kompor dan alat masak. Untuk bikin mi atau kopi ketika nge-camp.
- Obat-obatan pribadi.
Tentu isi tas harus disesuaikan supaya nanti ketika mendaki kita tidak membawa beban yang terlalu berat yang akan menghambat pendakian kita. Ketika mendaki, disarankan untuk mengambil dan membuang nafas melalui hidung secara teratur, dan jangan melalui mulut karena akan menguras energi.
Selain itu, semakin ke atas, tekanan udara akan semakin rendah, jumlah udara (oksigen) juga semakin tipis. Untuk mengantisipasi sesak nafas akibat kurang oksigen, bisa menempelkan plester panas alias koyo di hidung atau makan permen mint supaya pernafasan sedikit lancar.
Sangat tidak disarankan minum minuman energi karena akan menguras tenaga. Efeknya memang terasa, tetapi sebenernya minuman tersebut membuat tubuh bekerja ekstra keras, sehingga ketika efek minuman energi tersebut habis, tubuh akan merasakan kelelahan luar biasa. Mending minum madu atau makan gula jawa untuk menambah energi ketika pendakian.
Pendakian diawali dengan doa dan tepat pukul 22.45 tim memulai pendakian. Pada rute Cemoro Sewu menuju puncak ini terdapat 5 buah pos peristirahatan, yaitu pada ketinggian 2.100 m, 2.300 m, 2.500 m, 2.800 m, dan 3.100 m dari permukaan air laut.
Perjalanan dari gerbang Cemoro Sewu menuju Pos 1 Wesen-wesen cukup panjang. Di sini kita akan melalui perkebunan sayur dan bunga. Rute masih cukup landai untuk dilalui. Untuk menuju Pos 2 Watu Gedeg, kita akan melalui hutan yang tidak begitu rapat. Batu-batu besar juga mendominasi rute ini.
Menuju Pos 3 Watu Gede, bersiap-siap untuk mendaki rute menanjak dan terjal. Begitu pula ketika menuju Pos 4 Watu Kapur, tanjakan terjal melalui batu-batuan semakin menggila. Rute mulai lumayan ketika menuju Pos 5 Jolo Tundo.
Saya dan beberapa rekan ketika mendaki hanya menggunakan pakaian seragam ELINS, ndak pake jaket. Bukan, bukan bermaksud sombong, tetapi cuma berusaha menyesuaikan diri dengan suhu yang ada. Toh, ketika mendaki tubuh akan berkeringat dan panas sehingga hawa dingin tidak terasa. Tapi bagi yang belum terbiasa jangan coba-coba, ya.
Target tim saat itu adalah sampai di puncak sebelum sunrise. Akan tetapi karena banyak anggota tim yang mulai ngantuk, akhirnya diputuskan untuk segera beristirahat dan nge-camp. Dari sini angin gunung yang dingin dan menusuk membuat tim yang tadinya ndak berjaket segera memakai jaket.
Tepat 5 jam pendakian, tim pun akhirnya berhenti di Pos 5 Jolo Tundo. Jarak ke puncak masih 1 jam lagi. Tim segera menggelar tikar dan sleeping bag. Barang bawaan segera diturunkan. Jam menunjukkan pukul 4.15 pagi. Sebentar lagi sunrise. Tetapi rasa kantuk yang amat sangat, membuat sebagian anggota tim terlelap, termasuk saya. Sial. Saya ndak bisa menikmati saat-saat sunrise tersebut. Tetapi alhamdulillah, Dipto sempat mengabadikan saat-saat sang mentari nongol itu.
Ketika lapar menyerang, kami pun mulai sarapan. Mi instan rebus dengan kopi rasa ayam bawang. La gimana lagi, karena ndak ada gelas akhirnya gelas bekas mi instan dipake buat minum kopi. La apa ndak kopi rasa ayam bawang itu?
Setelah hari mulai siang, tim pun melanjutkan pendakian menuju ke Puncak Hargo Dumilah dengan melalui Sendang Darajat. Sepanjang jalan, bunga Edelweis (Anaphalis javanica) selalu mengiringi. Si bunga abadi ini merupakan salah satu flora yang dilindungi, sehingga kita dilarang keras memetik bunga tersebut. Apalagi cuma sebagai oleh-oleh yang nantinya hanya berakhir di vas bunga dan mati sia-sia. Cintai dan jagalah alam, maka alam pun akan mencintai dan menjagamu.
Dari sini pula kita dapat melihat telaga Sarangan di sisi timur. Bahkan kita serasa berada di negeri langit kayak di cerita Kera Sakti itu. Sepanjang pengelihatan hanya awan yang mengelilingi kami. Sebuah pemandangan yang sangat indah.
Sampai di puncak, sudah ada beberapa rekan pendaki. Beberapa buah bendera merah putih telah tertancap di tugu batu yang merupakan tonggak Hargo Dumilah. Sambil menunggu upacara dimulai, kami berjalan berkeliling dan menikmati pemandangan dulu, sambil foto-foto geeh.
Dari puncak, jika kita melihat ke barat maka akan terlihat puncak Merapi, Merbabu, Sindoro, dan Sumbing. Dari Hargo Dumilah ini kita bisa melihat kawah Candradimuka yang kini berupa lapangan datar dan luas.
Menjelang pukul 10.00, para peserta upacara pun siap dengan mengelilingi tugu batu. Upacara peringatan detik-detik proklamasi dilakukan secara sederhana. Ndak ada pasukan pasikbra yang gagah-gagah itu, ndak ada protokoler macem-macem, semua berlangsung sederhana ala alam.
Tepat pukul 10.00, para pendaki yang membawa alat bunyi-bunyian mulai memainkan alatnya. Ada lonceng, klontongan sapi, bel, semua dibunyikan. Setelah itu pembacaan teks proklamasi dan dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih yang diikatkan pada sebatang kayu. Kemudian bersama-sama kami semua hormat kepada bendera tersebut sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Suasana bener-bener khidmat. Ndak ada yang gojekan, ketawa cekikikan, atau pun mengeluh. Semua larut dalam suasana, karena untuk mengikuti upacara ini kami semua harus berjuang terlebih dulu.
Setelah selesai, acara ditutup dengan doa untuk arwah para pahlawan, para pendaki yang telah mendahului, serta negara supaya menjadi lebih baik. Upacara pun selesai dengan saling salaman dan berpelukan antara pendaki. Bener-bener suasana persaudaraan yang kental. Bhinneka tunggal ika-nya terasa banget.
Setelah upacara selesai, para pendaki melakukan aksi bersih gunung, yaitu memunguti sampah-sampah yang berserakan di puncak, maupun jalur pendakian. Selayaknya semboyan para pendaki.
Tidak mengambil apa pun kecuali gambar
Tidak meninggalkan apa pun kecuali jejak kaki
Tim pun ikut turun bersama para pendaki lainnya. Perjuangan masih panjang. Kami harus melahap kembali jalur pendakian yang terjal itu. La mosok mau nginep lagi di puncak? Gile aje!
Di tengah perjalanan, kami pun berhenti sejenak untuk sekedar menikmati alam yang indah. Bahkan, kami pun menemukan buah Murbei (Morus alba L.) yang enak dimakan. Tanaman Murbei ini daunnya dipakai sebagai makanan ulat sutera (Bombyx mori).
Sebuah pelajaran yang dapat kami petik. Untuk mencapai tujuan, diperlukan suatu perjuangan. Dan setelah mencapai tujuan itu, kita masih harus berjuang kembali untuk menuju ke tujuan berikutnya. Tak perlu mengeluh, karena bila kita menjalani semuanya dengan sabar, hasilnya akan tercapai dengan baik.
Semoga kemerdekaan yang telah kita capai ini bukan sebuah tujuan akhir, tetapi sebuah awal dari perjuangan kita untuk mencapai kemerdekaan yang sebenarnya.
Dirgahayu Indonesiaku!
Diposting oleh welcome to cacheemakiy di 02.38
Jumat, 03 April 2009
Apaan nich????????????!!!!!!!!!!!!!!!!
Planet Nibiru Penyebab Kiamat 2012?
Bagian luar Tata Surya masih memiliki banyak planet-planet minor yang belum ditemukan. Sejak pencarian untuk Planet X dimulai pada awal abad ke 20, kemungkinan akan adanya planet hipotetis yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper telah membakar teori-teori Kiamat dan spekulasi bahwa Planet X sebenarnya merupakan saudara Matahari kita yang telah lama “hilang”.
Tetapi mengapa cemas duluan akan Planet X/Teori Kiamat ini? Planet X tidak lain hanya merupakan obyek hipotetis yang tidak diketahui?
Teori-teori ini didorong pula dengan adanya ramalan suku Maya akan kiamat dunia pada tahun 2012 (Mayan Prophecy) dan cerita mistis Bangsa Sumeria tentang Planet Nibiru, dan akhirnya kini memanas sebagai “ramalan kiamat” 21 Desember 2012. Namun, bukti-bukti astronomis yang digunakan untuk teori-teori ini benar-benar melenceng.
Pada 18 Juni kemarin, peneliti-peneliti Jepang mengumumkan berita bahwa pencarian teoretis mereka untuk sebuah massa besar di luar Tata Surya kita telah membuahkan hasil. Dari perhitungan mereka, mungkin saja terdapat sebuah planet yang sedikit lebih besar daripada sebuah obyek Plutoid atau planet kerdil, tetapi tentu lebih kecil dari Bumi, yang mengorbit Matahari dengan jarak lebih dari 100 SA. Tetapi sebelum kita terhanyut pada penemuan ini, planet ini bukan Nibiru, dan bukan pula bukti akan berakhirnya dunia ini pada 2012. Penemuan ini penemuan baru dan merupakan perkembangan yang sangat menarik dalam pencarian planet-planet minor dibalik Sabuk Kuiper.
Dalam simulasi teoretis, dua orang peneliti Jepang telah menyimpulkan bahwa bagian paling luar dari Tata Surya kita mungkin mengandung planet yang belum ditemukan. Patryk Lykawa dan Tadashi Mukai dari Universitas Kobe telah mempublikasikan paper mereka dalam Astrophysical Journal yang menjelaskan tentang planet minor yang mereka yakini berinteraksi dengan Sabuk Kuiper yang misterius itu.
Kuiper Belt Objects (KBOs)
Sabuk Kuiper menempati wilayah yang sangat luas di Tata Surya kita, kira-kira 30-50 SA dari Matahari, dan mengandung sejumlah besar obyek-obyek batuan dan metalik. Obyek terbesar yang diketahui adalah planet kerdil (Plutoid) Eris. Telah lama diketahui bahwa Sabuk Kuiper memiliki karakteristik yang aneh, yang mungkin menandakan keberadaan sebuah benda (planet) besar yang mengorbit Matahari dibalik Sabuk Kuiper. Salah satu karakterikstik tersebut adalah yang disebut dengan “Kuiper Cliff” atau Jurang Kuiper yang terdapat pada jarak 50 SA. Ini merupakan akhir dari Sabuk Kuiper yang tiba-tiba, dan sangat sedikit obyek Sabuk Kuiper yang telah teramati dibalik titik ini. Jurang ini tidak dapat dihubungkan terhadap resonansi orbital dengan planet-planet masif seperti Neptunus, dan tampaknya tidak terjadi kesalahan (error) pengamatan. Banyak ahli astronomi percaya bahwa akhir yang tiba-tiba dalam populasi Sabuk Kuiper tersebut dapat disebabkan oleh planet yang belum ditemukan, yang mungkin sebesar Bumi. Obyek inilah yang diyakini Lykawka dan Mukai telah mereka perhitungkan keberadaannya.
Peneliti Jepang ini memprediksikan sebuah obyek besar, yang massanya 30-70 % massa Bumi, mengorbit Matahari pada jarak 100-200 SA. Obyek ini mungkin juga dapat membantu menjelaskan mengapa sebagian obyek Sabuk Kuiper dan obyek Trans-Neptunian (TNO) memiliki beberapa karakteristik orbital yang aneh, contohnya Sedna.
Sejak ditemukannya Pluto pada tahun 1930, para astronom telah mencari obyek lain yang lebih masif, yang dapat menjelaskan gangguan orbital yang diamati pada orbit Neptunus dan Uranus. Pencarian ini dikenal sebagai “Pencarian Planet X”, yang diartikan secara harfiah sebagai “pencarian planet yang belum teridentifikasi”. Pada tahun 1980an gangguan orbital ini dianggap sebagai kesalahan (error) pengamatan. Oleh karena itu, pencarian ilmiah akan Planet X dewasa ini adalah pencarian untuk obyek Sabuk Kuiper yang besar atau pencarian planet minor. Meskipun Planet X mungkin tidak akan sebesar massa Bumi, para peneliti masih akan tetap tertarik untuk mencari obyek-obyek Kuiper lain, yang mungkin seukuran Plutoid, mungkin juga sedikit lebih besar, tetapi tidak terlalu besar.
“The interesting thing for me is the suggestion of the kinds of very interesting objects that may yet await discovery in the outer solar system. We are still scratching the edges of that region of the solar system, and I expect many surprises await us with the future deeper surveys.” - Mark Sykes, Direktur Planetary Science Institute (PSI) di Arizona.
Planet X tidaklah menakutkan
Jadi darimana Nibiru ini berasal? Pada tahun 1976 sebuah buku kontroversial berjudul “The Twelfth Planet” atau “Planet Keduabelas” ditulis oleh Zecharian Sitchin. Sitchin telah menerjemahkan tulisan-tulisan kuno Sumeria yang berbentuk baji (bentuk tulisan yang diketahui paling kuno). Tulisan berumur 6000 tahun ini mengungkapkan bahwa ras alien yang dikenal sebagai Anunnaki dari Planet yang disebut Nibiru, mendarat di Bumi. Ringkas cerita, Anunnaki memodifikasi gen primata di Bumi untuk menciptakan homo sapien sebagai budak mereka.
Ketika Anunnaki meninggalkan Bumi, mereka membiarkan kita memerintah Bumi ini hingga saatnya mereka kembali nanti. Semua ini mungkin tampak sedikit fantastis, dan mungkin juga sedikit terlalu detil jika mengingat semua ini merupakan terjemahan harfiah dari tulisan kuno berumur 6000 tahun. Pekerjaan Sitchin ini telah diabaikan oleh komunitas ilmiah sebagaimana metode interpretasinya dianggap imajinatif. Meskipun demikian, banyak juga yang mendengar Sitchin, dan meyakini bahwa Nibiru (dengan orbitnya yang sangat eksentrik dalam mengelilingi Matahari) akan kembali, mungkin pada tahun 2012 untuk menyebabkan semua kehancuran dan terror-teror di Bumi ini. Dari “penemuan” astronomis yang meragukan inilah hipotesa Kiamat 2012 Planet X didasarkan. Lalu, bagaimanakah Planet X dianggap sebagai perwujudan dari Nibiru?
Kemudian terdapat juga “penemuan katai coklat di luar Tata Surya kita” dari IRAS pada tahun 1984 dan “pengumuman NASA akan planet bermassa 4-8 massa Bumi yang sedang menuju Bumi” pada tahun 1933. Para pendukung hipotesa kiamat ini bergantung pada penemuan astronomis ini sebagai bukti bahwa Nibiru sebenarnya adalah Planet X yang telah lama dicari para astronom selama abad ini. Tidak hanya itu, dengan memanipulasi fakta-fakta tentang penelitian-penelitian ilmiah, mereka “membuktikan” bahwa Nibiru sedang menuju kita (Bumi), dan pada tahun 2012, benda masif ini akan memasuki bagian dalam Tata Surya kita, menyebabkan gangguan gravitasi.
Dalam pendefinisian yang paling murni, Planet X adalah planet yang belum diketahui, yang mungkin secara teoretis mengorbit Matahari jauh di balik Sabuk Kuiper. Jika penemuan beberapa hari lalu memang akhirnya mengarah pada pengamatan sebuah planet atau Plutoid, maka hal ini akan menjadi penemuan luar biasa yang membantu kita memahami evolusi dan karakteristik misterius bagian luar Tata Surya kita.
Diposting oleh welcome to cacheemakiy di 03.15